Materi Kelembagaan Agribisnis



BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
            Agribisnis memegang peranan penting dalam perekonomian indonesian di perkirakan 29 % dari Gross Domestic Product (GDP ) bersumber dari sektor agribisnis. Selain mempunyai peluang untuk diekspor produk agribisnis juga mempunyai demand yang cukup tinggi dipasar dalam negeri sebagai contoh , tingkat permintaan akan produk pangan yang mempunyai nilai tambah , karena sudah diproses lebih lanjut , mengalami kenaikan rata-rata 6 % pertahun . kemajuan yang dialami disektor agribisnis tidak terlepas dari dukungan kelembagaan agribisnis. cakupan agribisnis yang begitu luas dilibatkan cukup banyak lembaga untuk menanganinya beberapa diantaranya ialah perbankan, perindustrian, perdagangan, pengangkutan, pergudangan,  pendidikan ,  penyuluhan serta lembaga swadaya masyarakat lainnya .
            Kelembagaan adalah sekumpulan jaringan dari relasi social yang melibatkan orang – orang tertentu, memiliki aturan dan norma, serta memiliki struktur. kelembagaan berbeda dengan organisasi, kelembagaan cenderung tradisional, sedangkan organisasi cenderung modern . organisasi merupakan bagian dari kelembagaan ( Binswanger dan Ruttan 1978 ). Dalam konteks ini, organisasi merupakan organ dalam suatu kelembagaan . keberadaan organisasi menjadi elemen teknis penting yang menjamin beropetasinya kelembagaan . Disamping itu adanya lembaga – lembaga pendukung yang sangat menentukan dalam upaya menjamin terciptanya integrasi agribisnis dalam memujudkan tujuan pengembangan agribisnis sehingga memperoleh pendapatan yang paling baik berbentuk natura atau uang melalui usaha dibidang petanian.
B .Rumusan Masalah     

1.      Jelaskan lembaga – lembaga pendukung  yang menjadi pengembang agribisnis ?
2.      Bagaimana peranan pendukung  dalam pengembangan agribisnis ?
3.      Bagaimana upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat tani di indonesia ?

C. Tujuan

1.      Dapat mengetahui lembaga –lembaga pendukung yang menjadi pengembang agribisnis
2.      Kita dapat mengetahui bagaimana peranan pendukung dalam pengembangan agribisnis
3.      Kita dapat mengetahui upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat tani di Indonesia










BAB II
PEMBAHASAN

A.    Lembaga - Lembaga Pendukung Pengembangan Agribisnis

Agribisnis adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang suatu sistem pertanian yang bertujuan untuk memperoleh pendapatan yang paling tinggi baik berbentuk natura maupun uang melalui usaha dibidang pertanian.         
 Keberadaan kelembagaan pendukung pengembangan agribisnis sangat penting untuk menciptakan agribisnis dalam satu wilayah agar lebih  tangguh dan kompetitif. Lembaga-lembaga pendukung tersebut sangat menentukan dalam upaya menjamin terciptanya integrasi agribisnis dalam mewujudkan tujuan pengembangan agribisnis.
Beberapa lembaga pendukung pengembangan agribisnis adalah:
§  Pemerintah
§  Lembaga pembiayaan
§   Lembaga pemasaran dan disitribusi
§   Koperasi
§  Lembaga pendidikan formal dan informal
§  Lembaga penyuluhan
§  Lembaga Riset Agribinis
§  Lembaga penjamin dan penanggungan resiko.

B.     Peranan Lembaga – Lembaga  Pendukung  Pengembangan Agribisnis

1.            Pemerintah dalam menciptakan lingkungan agribinis yang kompetitif dan adil.
2.             Lembaga pembiayaan memegang peranan yang sangat penting dalam penyediaan modal investasi dan modal kerja, mulai dari sektor hulu sampai hilir. Penataan lembaga ini segera dilakukan, terutama dalam membuka akses yang seluas-luasnya bagi pelaku agribisnis kecil dan menengah yang tidak memilki aset yang cukup untuk digunkan guna memperoleh pembiayaan usaha.
3.            Lembaga pemasaran dan disitribusi Peranan lembaga ini sebagai ujung tombak keberhasilan pengembangan agribinis, karena fungsinya sebagai fasilitator yang menghubungkan antara deficit unit (konsumen pengguna yang membutuhkan produk) dan surplus unit ( produsen yang menghasilkan produk.
4.            Koperasi Peranan lembaga ini dapat dilihat dari fungsinya sebagai penyalur input-input dan hasil pertanian. Namun di Indonesia perkembangan KUD terhambat karena KUD dibentuk hanya untuk memenuhi keinginan pemerintah, modal terbatas, pengurus dan pegawai KUD kurang profesional.
5.                   Lembaga pendidikan formal dan informal Tertinggalnya Indonesia dibandingkan dengan negara lain, misalnya Malaysia, lemabaga ini sangat berperan sangat besar dalam pengembagan agribisnis dampaknya Malaysia sebagai raja komoditas sawit. Demikian juga Universitas Kasetsart di Thailand telah berhasil melahirkan tenaga-tenaga terdidik di bidang agribisnis, hal ini dibuktikan dengan berkembangnya agribisnis buah-buhan dan hortikultura yang sangat pesat. Oleh karena itu, ke depan pemerintah hanyalah sebagai fasilitator bukan sebagai pengatur dan penentu meknisme sistem pendidikan. Dengan demikian diharapkan lembaga pendidikan tinggi akan mampu menata diri dan memiliki ruang gerak yang luas tanpa terbelenggu oleh aturan main yang berbelit-belit.
6.                  Lembaga penyuluhan Keberhasilan Indonesia berswasembada beras selama kurun waktu 10 tahun (1983-1992) merupakan hasil dari kerja keras lembaga ini yang konsisiten memperkenalkan berbagai program, seperti Bimas, Inmas, Insus, dan Supra Insus. Peranan lembaga ini akhir-akhir ini menurun sehingga perlu penataan dan upaya pemberdayaan kembali dengan deskripsi yang terbaik. peranannanya bukan lagi sebagai penyuluh penuh, melainkan lebih kepada fasilitator dan konsultan pertanian rakyat.
7.                   Lembaga Riset Agribinis Lembaga ini jauh ketinggalan jika dibandingkan dengan negara lain yang dahulunya berkiblat ke Indonesia. Semua lembaga riset yang terkait dengan agribinis harus diperdayakan dan menjadikan ujung tombak untuk mengahasilkan komoditas yang unggul dan daya saing tinggi. Misalnya Meksiko dapat memproduksi buah avokad yang warna daging buahnya kuning kehijau-hijauan, kulit buah bersih dan halus, dan bentuk buah yang besar dengan biji yang kecil.
8.                   Lembaga penjamin dan penanggungan resiko. Resiko dalam agribisnis tergolong besar, namun hampir semuanya dapat diatasi dengan teknologi dan manajemen yang handal. Instrumen heading dalam bursa komoditas juga perlu dikembangkan guna memberikan sarana penjaminan bebagai resiko dalam agribisnis dan industri pengolahannya.
 Proses yang melibatkan kelembagaan, baik dalam bentuk lembaga organisasi maupun kelembagaan norma dan tata pengaturan, pada umumnya masih terpusat pada proses pengumpulan dan pemasaran dalam skala tertentu. Bagi sebagian besar wilayah eksistensi kelembagaan pertanian dan petani belum terlihat perannya. Padahal fungsi kelembagaan pertanian sangat beragam, antara lain :
a.       sebagai penggerak
b.      penghimpun
c.        penyalur sarana produksi
d.       pembangkit minat dan sikap
e.       dan lain-lain.
Elemen kelembagaan yang berperan adalah kelembagaan dalam bentuk lembaga organisasi dan kelembagaan norma. Salah satu penampilan (manifestasi) kelembagaan pertanian lokal yang mampu menjangkau petani kecil di wilayah pedesaan Indonesia adalah lembaga penyalur sarana produksi informal dalam bentuk penjaja kredit keliling. Lembaga ini merupakan lembaga non-organisasi dan dioperasikan oleh individuindividu yang mampu menjalin kepercayaan pengambil kredit dengan berbagi norma dan perilaku yang diterima secara sosial. Kondisi saling mempercayai ini merupakan jaminan akan kelancaran penyaluran kredit, pembayaran kembali, penjualan hasil pertanian dan proses alih informasi dan teknologi. Elemen kelembagaan sebagai salah satu elemen penting dalam upaya peningkatan keterampilan dan perbaikan kemampuan produksi petani sering terlupakan karena peran nyatanya dalam proses produksi sering berada dalam posisi marginal. Sejauh ini upaya peningkatan produksi pertanian senantiasa dikaitkan dengan penerapan dan jenis teknologi yang dinilai sesuai dengan tujuan produksi, padahal peran kelembagaan dan lembaga pertanian dalam proses penyebaran dan adopsi-inovasi teknologi pertanian masih sangat kuat. Lebih jauh lagi pada hierarki sosial tertentu, proses penyaluran informasi dan teknologi tidak dapat dilepaskan dari eksistensi dan peran kelembagaan dan situasi sosial tertentu. Dengan demikian upaya penelitian dan pengamatan elemen kelembagaan dan perannya dalam proses pengembangan dan perkembangan produksi pertanian diharapkan mampu meningkatkan input untuk penyusunan program dan kebijakan regional dan nasional.

C.    Upaya Yang Dilakukan Pemerintah Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Masrayakat Tani Di Indonesia

           Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat tani Indonesia adalah memalalui pembangunan pertanian yang dicapai melalui investasi teknologi pengembangan produktifitas tenaga kerja , pembangun sarana ekonomi , serta penataan dan kelembagan pertanian . sumber daya manusia bersama-sama dengan sumber daya alam , teknologi dan kelembagaan merupakan faktor utama yang secara sinergis menggerakan pembangunan pertanian untuk mencapai peningkatan produksi pertanian. pembangunan pertanian telah memberikan sumbangan bagi pembangunan daerah , penerapan tenaga kerja , dan peningkatan pendapatan masyarakat  maupun sumbangan tidak langsung melalui penciptaan kondisi yang konduktif bagi pelaksanaan pembangunan dan hubungan sinergis dengan sektor lain .
           Musyawarah perencanaan pembangun pertanian merumuskan bahwa kegiatan pembangunan pertanian dilaksanakan melalui tiga program ,yaitu :
a.       Program ketahanan pangan
Program ketahanan pangan diarahkan pada kemandirian masyarakat / petani yang berbasis sumber daya local  yang secara operasional dilakukan melalui peningkatan produksi pangan , menjaga ketersediaan pangan yang cukup aman dan halal disetiap daerah setiap saat , dan antisipasi agar kerawanan pangan .

b.      Program pengembangan agribisnis
Program pengembangan agribisnis berupa pemberdayaan petani berbasis pendampingan.program ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan usaha pasca panen atau usaha produktif dilingkup pertanian yang bertujuan sebagai pengerek penghasilan petani agar lebih sejahtra .

c.       Program peningkatan kesejahteraan petani
Upaya untuk menuju pada peningkatan kesejahtraan petani secara operasi onal dilakukan melalui pemberdayaan penyuluhan , pendampingan , penjaminan usaha , perlindungan harga gabah , kebijakan proteksi dan promosi .



BAB III
PENUTUP


A . Kesimpulan
Agribisnis merupakan sebuah sistem yang terdiri dari unsur-unsur kegiatan pra-panen, panen,  pasca-panen dan pemasaran. Sebagai sebuah sistem, kegiatan agribisnis tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, saling menyatu dan saling terkait. Terputusnya salah satu bagian akan menyebabkan timpangnya sistem tersebut. Sedangkan kegiatan agribisnis melingkupi sektor pertanian, termasuk perikanan dan kehutanan, serta bagian dari sektor industri. Sektor pertanian dan perpaduan antara kedua sektor inilah yang akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang baik secara nasional.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat tani Indonesia adalah memalalui pembangunan pertanian yang dicapai melalui investasi teknologi pe4ngembangan produktifitas tenaga kerja , pembangun sarana ekonomi , serta penataan dan kelembgaan pertanian .

B .  Saran
Kami sangat berharap para pembaca dapat memahami isi dari makalah yang kelompok kami susun ini  ini serta dapat menerapkannya. kami juga sangat berharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah yang kami buat ini.


DAFTAR PUSTAKA

            Hill,Mc Graw.1999.Sosiologi Jilid 1 Edisi Keenam.Jakarta : Penerbit Erlangga
Kolff, G.H. van der 1937De Historische Ontwikkeling van de Arbeidsverhoudingen bij de Rijstcultuur in een Afgelegen Streek op Java: Voorlopige Resultaten van Plaatselijk Onderzoek, Volkskredietwezen: hlm. 3-70.
Astrid S , Susanto, Dr, Phill. Pengantar Sosiologi , Bira Cipta , 1983 .











Komentar